• NPWP No. 03.255.424.8.732.000 , Badan Hukum No.01 Okt 2012 , SKT No.100/391/Pem/Kec 04 Juli 2012 , Pengcab PSSI Banjarbaru No.129/PCCB/IX/2012 , SKT No.428/626-S.KET/DISBUDPARPORA 24 Sep 2012

    MENCEGAH DAN MERAWAT CEDERA

    Sokolah Sepakbola Putra Intan ( Putra Intan Soccer Schools)Dipublikasikan Oleh : Tim Publikasi Putra Intan Soccer Schools

    Publikasi Tentang MENCEGAH DAN MERAWAT CEDERA, Ditulis dengan Tujuan untuk publikasi yang sesuai dengan tuntunan SKT yang diterbitkan oleh Pengcab PSSI dan DISBUDPARPORA Banjarbaru dan Perundangan Negara Republik Indonesia tentang Anotasi Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, Adapun segala bentuk kewenangan tentang dan apa yang melandasinya anda dapat membaca pada Privacy Policy dan Term Kami.

    A. Petunjuk umum mencegah cedera

    Olahraga keras seperti sepak bola jelas berisiko terkena cedera. Mengikuti prinsip mencegah lebih baik daripada mengobati, ada baiknya pemain dan pelatih berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah cedera. Menurut studi, apabila Anda mengikuti enam  petunjuk umum di bawah ini maka Anda bisa menurunkan risiko cedera sampai 25 persen!

    Petunjuk-petunjuk umum mencegah cedera:

    1. Kondisi fisik harus mendukung.

    Tanpa kondisi fisik yang prima tubuh akan kewalahan saat latihan. Otot-otot yang tidak terlatih rawan cedera.

    2. Ikutilah peraturan permainan sepak bola itu sendiri.
     
    Salah satu sebab diberlakukannya peraturan-peraturan seperti dilarang melakukan high kick (kaki kelewat tinggi), sliding tackle dari belakang dan lain-lain adalah demi keselamatan pemain. Oleh karena itu, biasakan pemain untuk bermain keras tapi tidak kasar. Kesadaran fair play dalam hal ini juga harus dijunjung tinggi oleh korps wasit.  Salah satu tugas dan kewajiban wasit adalah melindungi pemain dengan menindak  tegas pemain yang tidak mengindahkan peraturan-peraturan yang ada.

    3. Gunakan shin guard (Deker).

    Sebagai seorang eks pemain saya tahu bahwa shin guard tidak disukai banyak pemain
    termasuk oleh saya sendiri karena dianggap mengganggu. Keteledoran dalam hal
    memakai shin guard harus saya bayar mahal saat kaki saya patah di Jerman pada tahun
    1989. Perasaan terganggu saat memakai shin guard dikarenakan ketidakbiasaan
    seorang pemain memakainya. Oleh karena itu, biasakan pemain memakai shin guard
    setiap kali ia berlatih.

    4. Istirahatlah dengan cukup.

    Terkadang pelatih dan pemain terlalu semangat dalam berlatih, sehingga melupakan faktor istirahat yang sebenarnya adalah bagian yang penting dalam sebuah program latihan. Latihan yang disela istirahat yang cukup mencegah pemakaian otot, sendi, dan  tulang secara berlebihan. Istirahat juga sangat membantu tubuh melangsungkan proses regenerasi alami serta meningkatkan daya konsentrasi pemain.

    5. Selalu lakukan pemanasan.

    Pemanasan tidak harus dilakukan secara berlebihan. Tapi yang pasti, pemanasan mutlak harus dilakukan sebelum berlatih guna mencegah cedera-cedera ringan.

    6. Jangan latihan saat letih yang berlebihan atau bila merasa sakit.

    Rasa sakit adalah tanda yang diberikan tubuh kepada otak bahwa ada sesuatu yang  tidak beres di bagian tubuh yang dirasakan sakit. Salah satu kendala terbesar dalam  pencegahan cedera adalah ketidakseriusan pemain menanggapi tanda-tanda adanya  cedera yang disinyalkan oleh tubuh. Apabila ada rasa sakit di bagian join lutut, ankle,  siku, ataupun di pergelangan tangan misalnya, tanggapi dengan serius. Bagian-bagian  joint tidak dilindungi oleh otot sehingga rawan cedera serius. Atau kalau ada titik-titik di  tubuh yang apabila ditekan mengakibatkan rasa sakit yang hebat, itu pertanda cedera serius.

    Tanda-tanda cedera serius lainnya, antara lain:
    -Pembengkakan;
    -Berkurangnya kelenturan;
    -Mati rasa;
    -Perasaan berdenyut-denyut.

    Tanda-tanda adanya cedera seperti yang disebutkan di atas, apabila tidak ditanggapi akan mengakibatkan cedera yang lebih serius dan berkepanjangan. Pada umumnya tim-tim  sepak bola amatir di Indonesia tidak didampingi dokter atau perawat. Oleh karena itu,  penting sekali bagi pemain dan pelatih untuk mengetahui apa yang seharusnya dilakukan  saat terjadi cedera.

    Ikuti langkah-langkah di bawah ini saat terjadi cedera:

    1. Hentikan aktivitas secepatnya.
    2. Letakkan sebungkus plastik berisikan pecahan es batu di atas bagian tubuh yang cedera.

    "Menurut Mei Chang, seorang perawat asal Amerika yang berdomisili di Malang, untuk setiap menit keterlambatan memberikan es batu, tubuh memerlukan sekitar 1 jam lebih  untuk mengatasi cedera!"

    3. Balut es batu dengan kuat, tepat di atas bagian tubuh yang sakit.

    -Biarkan proses pendinginan berlangsung selama 15 menit lalu lepaskan balutan es batu  selama 20 menit. Ulangi proses ini sesering mungkin. Mengompres cedera dengan es  batu berfungsi sebagai pengurang rasa sakit sekaligus mengurangi aliran darah ke  daerah yang sakit sehingga pembengkakan bisa dikurangi. Oleh karena itu, jangan olesi  bagian yang sakit dengan balsam atau rendam dengan air hangat! Balsam panas,  minyak tawon dan sejenisnya, membantu melemaskan otot sehingga baik dipakai sebelum bertanding bukan sesudahnya. -Biasakan memberi es ke bagian-bagian tubuh
    yang sakit setelah bertanding dan lakukan stretching sehingga cedera yang lebih serius dapat dihindari dan waktu pemulihan cedera (recovery time) dapat dipersingkat.

    4. Angkat bagian tubuh yang cedera

    Akan lebih efektif apabila bagian tubuh yang sakit diangkat hingga berada di atas posisi jantung. Hal ini akan membantu mengurangi pembengkakan.

    5. Secepatnya cari bantuan dokter

    Ada pepatah yang berbunyi “better safe than sorry”, artinya biasakan diri berhati-hati daripada menyesal di kemudian hari. Untuk itu segera cari bantuan tenaga ahli apabila terlihat tanda-tanda cedera serius.

    6. Istirahat yang cukup.

    Paksakan pemain yang cedera untuk beristirahat. Istirahat setelah terkena cedera penting demi melindungi bagian tubuh yang cedera sehingga tidak bertambah parah. Selain itu istirahat juga membantu tubuh mengumpulkan energi yang sangat dibutuhkan demi efektifnya proses pemulihan cedera secara alami.
    Link To This Page :
    Comments
    0 Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    MOHON BERKOMENTAR DENGAN SOPAN DAN RELEVAN DENGAN ARTIKEL,DAN JANGAN MEMBUAT SPAM